Jumat, 31 Maret 2017

(Review) Demian: The Story of Emil Sinclair’s Youth

(Review) Demian: The Story of Emil Sinclair’s Youth
oleh Hermann Hesse
Penerjemah: Deasy Serviana
Penerbit: Mata Aksara
Tebal: 326 halaman + xii
Bahasa: Bahasa Indonesia
ISBN 978-602-60332-7-7

Buku ini pertama kali diperkenalkan pertama kali pada tahun 1919 oleh Hermann Hesse. Kemudian buku ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dan mulai dicetak pada 2017 oleh Deasy Serviana. Penerjemahan ini diawali dari BTS yang merupakan salah satu boyband dari Korea mengambil konsep dengan menggunakan buku ini.
Buku ini menceritakan tentang pencarian jati diri Emil Sinclair. Selalu ada sisi baik dan buruk dalam kehidupan. Diawali dengan kehidupannya sebagai anak rumahan dalam perlindungan orangtuanya, hingga akhirnya muncul masalah-masalah dalam kehidupannya dan tuntutan dalam penyelesaian dari masalahnya. Kisah ini dimulai sejak Sinclair berumur 10 tahun hingga dewasa. Dari anak yang hanya bisa bergantung pada orang tua menjadi anak yang mandiri dan memahami dirinya sendiri.

Kamis, 28 Mei 2015

"KUBUKA BAKTERISIDA" Penulisan Ilmiah FP UB 2015 Agroekoteknologi Kelas C











Di
suatu desa, tinggallah seorang petani padi sukses. Sawah yang ia miliki sangat
luas. Saat panen pun hasil yang di dapat sangat melimpah. Namun di balik itu,
dahulu Pak Soni adalah seorang petani biasa yang mempunyai masalah pada tanaman
yang di olahnya. Sekarang Pak Soni bisa menghasilkan panen yang melimpah dan
kualitas padi yang tinggi karena adanya bantuan penyuluhan dari mahasiswa
Universitas Brawijaya beberapa bulan yang lalu. Begitu pula dengan Pak Ilham
yang diajak oleh Pak Soni untuk mengikuti cara Pak Soni. Semua itu bermula dari
Pak Soni mengeluhkan bahwa padi yang ia garap terserang banyak penyakit.
Akibatnya pun hasil panen sedikit dan Pak Soni merugi. Nah, mahasiswa ini
menerapkan hasil karya ilmiahnya yang berjudul Aplikasi “Ekstrak Kulit Buah
Kakao sebagai Bakterisida Cair Melalui Sistem Pestigasi (Pestisida Irigasi)
pada Tanaman Padi” kepada Pak Soni. Mahasiswa tersebut menyatakan bahwa buah
kakao tersebut banyak mengandung Fenol yang berfungsi untuk mematikan bakteri
yang menyebabkan penyakit. Cara pemakaian ektrak kulit buah kakao tersebut
melalui sistem Irigasi, yaitu pada saat pengaliran air di sawah dilakukan, maka
bakterisida tersebut di campurkan langsung ke dalam air. Sehingga pemakaian
lebih efektif.


Senin, 24 November 2014

Aku Sayang Kamu


“aku sayang kamu, Dicky”
Tiba-tiba ku terbangun. Sedikit demi sedikit mataku mulai menatap tempat asing ini “dimana aku” batinku. Terasa nyeri kepala ini, dan infus yang terpasang di tangan kiriku memberitahuku bahwa aku berada di rumah sakit. Ku tebarkan pandanganku ke sekeliling kamar yang tak begitu luas ini. Huh begitu sepi sekali.
Tak lama terdengar suara pintu terbuka. Dan suara lembut terdengar “akhirnya kau bangun juga, tak capek kah kau tidur begitu lamanya?”. Ku kenali suara itu, sahabatku di kampus, Natan. Ku hanya tersenyum melihatnya.
“apa yang terjadi? Kenapa ku bisa ada ditempat ini?” tanyaku saat dia duduk di kursi samping tempat tidurku.
“kau pikir apa?” jawabnya singkat.
“entahlah” jawabku singkat sembari rebahan dikasur lagi. Natan hanya mendangiku, seakan dia ingin mengungkapkan sesuatu. “kenapa kau meliatku aku seperti itu?” tanyaku pada akhirnya karna tak tahan dia melihatku seperti itu.
“tak apa, aku akan keluar sebentar. Kamu ingin apa?” Tanyanya dan mulai berdiri. Aku hanya menggelem. Dan dia mulai berlalu.

Penyakit tanaman pangan


Nama : Azella Afza Marenda Anastasia Fasabreta
NIM : 135040201111003
Kelompok : J1 / Rabu, 09.15 WIB

Pyricularia oryzae


a.        Klasifikasi
Menurut Dwidjoseputro (1975) dalam Sijabat (2007), jamur P. oruzae dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom   : Plantae
Division     : Mycota
Subdivisio : Eumycotina
Kelas         : Deuteromycetes
Ordo          : Moniliales
Family       : Moniliaceae
Genus        : Pyricularia
Spesies      : Pyricularia oryzae Cav.

b.      Gejala
Jika tanaman telah ditulari dengan spora-spora jamur maka pada daun tampak bintil-bintik kecil. Warna bintik-bintik itu ungu kekuning-kuningan, kemudaia lama-lama menjadi membesar dan terdapat titik kecil berwarna putih ditengahnya. Jumlah titik ungu kekuningan bisa banya atau sedikit tergantung tingkat serangan jamur dan ketahanan varietas padi yang ditanam (Siregar, 1981 dalam Sijabat, 2007)
Gejala pada daun, yang sering disebut sebagai blas daun (Leaf blas), jberbentuk bercak-bercak jorong dengan ujung-ujung rincing. Pusat bercak berwarna kelabu atau keputih-putihan dan biasanya mempunyai tepi coklat atau coklat kemerahan. Bentuk dan warna bercak bervariasi tergantung dari keadaan lingkungan, umur bercak, dan derajat ketahanan jenis padi. Pada daun tua bercak agak kecil dan lebih bulat, sehingga mirip dengan bercak D. oryzae (Semangun, 1993 dalam Sijabat, 2007)
Gejala tipe akut berbentuk bulat, bercak hijau tua dengan bagian ujung runcing, akhirnya berkembang menjadi berbentuk gelendong/kumparan. Pada bagian tengah kelihatan adanya koloni penyebab penyakit yang disebabkan oleh konidiapor dan konidia. Biasanya penyebab penyakit tumbuh pada kondisi yang sesuai yang menyebabkan tanaman rentan (Luh, 1991 dalam Sijabat, 2007)
Tangkai malai dapat membusuk dan patah, sehingga penyakit ini disebut pula busuk leher. Bila infeksi ini terjadi sebelum masa pengisian bulir, maka dapat terjadi kehampaan pada built. Batang pun dapat terinfeksi akibat penularan dari pelepah daun, sehingga batang membusuk dan mudah rebah (Harahap, 1989 dalam Sijabat, 2007)


Hama tanaman tahunan

Penggerek Pucuk Tebu Scirpophaga novella

http://blog.ub.ac.id/daningfpub/files/2013/01/scircopaga-nivella.jpg

Klasifikasi
Menurut Boedijono, 1990 Scirpophaga nivella  termasuk dalam:
Filum               : arthropoda,
Klas                 : insekta,
Sub klas           : Pterygota,
Ordo                : Lepidoptera,
Familia            : Pyralidae,
Genus              : Scirpophaga
Spesies            : S. nivella  Snellen

Gejala Serangan
Daun yang terserang larva penggerek pucuk akan berwarna coklat dan pada tulang daun kan
terbentuk jalur berupa garis. Larva berupa ulat ini kemudian bergerak menuju pucuk daun yang masih menguncup sehingga saat terbuka daun akan tampak berlubang kecil (Kalshoven, 1981  cit. Handiyana, 2000). Perkembangan ulat menjadi ulat dewasa akan dimulai dengan penggerekannya dengan cara melubangi sedikit demi sedikit bagian atas ruas batang dan berkepompong di dalamnya, akibatnya pertumbuhan tanaman terhambat karena titik tumbuh mati (Sudiatso, 1982 cit. Handiyana, 2000). 

Siklus Hidup Penggerek Pucuk Tebu
Fase pertama adalah telur yang di hasilkan dari tetua betina yang jumlahnya berkisar 6-30 butir  akan menetas pada umur 8-9 hari. Ulat yang keluar dari telur menuju daun yang masih muda dengan cara menggantung pada benang-benang  halus yang dikeluarkan dari mulutnya. Larva akan menggerek  daun dan menuju ibu tulang daun, larva menggerek  menuju titik tumbuh batang dan menembus batang. Setiap batang berisi satu ekor penggerek (Kalshoven, 1981). Ulat tersebut pada umur muda berwarna kelabu, kemudian berubah berwarna kuning kecoklatan dan pada saat mendekati stadium pupa berwarna kuning putih. Stadium  pupa calon betina 8-10 hari dan calon jantan 10-12 hari. Kupu-kupu betina   sudah   dapat   bertelur   sehari   setelah   keluar   dari   kepompong   kupu-kupu mempunyai warna sayap dan punggung putih dengan jambul berwarna merah. Siklus hidup penggerek betina 48-58 hari dan jantan 50-56 hari (Handjojo, 1976).


hama tanaman hortikultura


ULAT GRAYAK
Biologi Hama
Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom  : Animalia
Filum  : Arthropoda
Kelas   : Insecta 
Ordo   : Lepidoptera
Famili  : Noctuidae
Genus   : Spodoptera
Spesies  : Spodoptera litura F.

Ulat grayak  Spodoptera litura  F. (Lepidoptera: Noctuidae) adalah hama yang sering menimbulkan kerusakan pada pertanaman kedelai di Indonesia, khususnya pada musim kemarau. Serangan ulat grayak pada fase pertumbuhan vegetatif mampu menurunkan hasil sampai dengan 80%, sehingga ulat grayak dipandang sebagai salah satu kendala produksi kedelai. Hama ini tersebar luas khususnya di daerah yang beriklim panas dan lembab, dari subtropis sampai daerah tropis. Informasi luas, intensitas serangan, dan kehilangan hasil karena ulat grayak masih terbatas, dan belum tercatat dengan baik. Pada tahun 2009 di KP Muneng terjadi defoliasi/kerusakan daun dan kehilangan hasil hingga 100%.   Populasi ulat grayak di beberapa sentra produksi kedelai di Jawa Timur, yaitu di kabupaten Jombang, Ponorogo, Pasuruan, dan  Banyuwangi telah berkembang menjadi tahan terhadap insektisida golongan endosulfan dan dekametrin yang digunakan petani secara terus menerus (Marwoto dan Bedjo  1996).


Kamis, 03 Juli 2014

Ilusi


Khayalanku melambungkanku
Akan sesuatu yang semu
Sesuatu yang indah
Namun menyakitkan

Bayangmu menghampiriku
Mengisi hari-hari semu
Membei kebahagian
Yang tak pernah nyata

Hingga ku terjatuh
Terpuruk pada daratan
Kembali pada kenyataan
Bahwa kau hanya ilusi

Aku terkunci dalam kenyataan yang semu
Harap yang melampaui batas
Harap yang menghancurkan
Saat aku tersadar kau tak pernah ada

Malang, 25 April 2014