(Review)
Demian: The Story of Emil Sinclair’s Youth
oleh
Hermann Hesse
Penerjemah:
Deasy Serviana
Penerbit:
Mata Aksara
Tebal:
326 halaman + xii
Bahasa:
Bahasa Indonesia
ISBN
978-602-60332-7-7
Buku ini pertama kali diperkenalkan pertama
kali pada tahun 1919 oleh Hermann Hesse. Kemudian buku ini diterjemahkan ke dalam
Bahasa Indonesia dan mulai dicetak pada 2017 oleh Deasy Serviana. Penerjemahan
ini diawali dari BTS yang merupakan salah satu boyband dari Korea mengambil konsep dengan menggunakan buku ini.
Buku ini menceritakan tentang pencarian
jati diri Emil Sinclair. Selalu ada sisi baik dan buruk dalam kehidupan. Diawali
dengan kehidupannya sebagai anak rumahan dalam perlindungan orangtuanya, hingga
akhirnya muncul masalah-masalah dalam kehidupannya dan tuntutan dalam
penyelesaian dari masalahnya. Kisah ini dimulai sejak Sinclair berumur 10 tahun
hingga dewasa. Dari anak yang hanya bisa bergantung pada orang tua menjadi anak
yang mandiri dan memahami dirinya sendiri.
Tokoh utama dalam buku ini adalah Emil
Sinclair yaitu seorang yang mencari jati dirinya. Demian yang mempengaruhi
tentang pemikirannya sejak mereka bertemu. Franz Khomer adalah orang pertama
yang merubah kehidupan tenang Sinclair. Alfons Beck yang mempengaruhi Sinclair
tentang hal buruk pada masa sekolah menengah atas. Knauer adalah teman sekolah
Sinclair yang tertarik dengan Sinclair. Pistorius adalah seseorang yang
menuntun Sinclair tentang Abraxas. Frau Eva adalah ibu Demian yang begitu
diagungkan oleh Sinclair.
Buku ini memotivasi seseorang untuk out of the box atau meninggalkan sisi
kenyamanan dalam kehidupan. Belajar untuk berfikir kritis bahkan untuk sesuatu
yang telah mendarah daging yang tentunya sulit untuk dirumah. Hanya saja dalam
penulisan nama Demian yang kadang ditulis dengan nama Max walaupun pembaca
mengetahui itu adalah orang yang nama namun kurang enak terlihat karena
menyebutkan suatu hal yang sama dengan nama yang berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar