“aku sayang kamu, Dicky”
Tiba-tiba ku terbangun. Sedikit demi
sedikit mataku mulai menatap tempat asing ini “dimana aku” batinku. Terasa nyeri kepala ini, dan infus yang
terpasang di tangan kiriku memberitahuku bahwa aku berada di rumah sakit. Ku
tebarkan pandanganku ke sekeliling kamar yang tak begitu luas ini. Huh begitu
sepi sekali.
Tak lama terdengar suara pintu terbuka.
Dan suara lembut terdengar “akhirnya kau bangun juga, tak capek kah kau tidur
begitu lamanya?”. Ku kenali suara itu, sahabatku di kampus, Natan. Ku hanya
tersenyum melihatnya.
“apa yang terjadi? Kenapa ku bisa ada
ditempat ini?” tanyaku saat dia duduk di kursi samping tempat tidurku.
“kau pikir apa?” jawabnya singkat.
“entahlah” jawabku singkat sembari
rebahan dikasur lagi. Natan hanya mendangiku, seakan dia ingin mengungkapkan
sesuatu. “kenapa kau meliatku aku seperti itu?” tanyaku pada akhirnya karna tak
tahan dia melihatku seperti itu.
“tak apa, aku akan keluar sebentar. Kamu
ingin apa?” Tanyanya dan mulai berdiri. Aku hanya menggelem. Dan dia mulai
berlalu.