Suatu hari disekolah……..
Ah bosen banget pagi-pagi jam kosong. Jam kosong bukannya menyenangkan malah membosankan. Nganggur itu membosankan namun menyenangkan. Eh tiba-tiba Rian nyamperin ke tempat duduk ku. hanya sekedar bilang saat aku ngobrol sama Dita.
“ kamu ngapain sich?” Tanya Rian.
“gak ngapain-ngapain” jawabku. Dengan lugunya dia tanya hal yang sudah jelas.
“eh aku punya tebakan nich?” katanya lagi.
“apa?” jawabku pendek
“bentar ya…” jawabnya lalu dia kembali ke bangkunya.
“bisa gak pindah ini ke ruas yang satunya dengan syarat harus melompati satu temannya” katanya tak lama setelah dari tempat duduknya. Aku mencoba tebakannya tadi beberapa kali tapi gak bisa. Dita pun juga gagal.
“aku bisa” kata Dendik teman sebangku Rian. Sekali jalan dia bisa menyelesaikan.
”gini lho…pertama……” kata Rian menjelaskan permainannya tadi. Aku dan Dita hanya terdiam.
”gini lho…pertama……” kata Rian menjelaskan permainannya tadi. Aku dan Dita hanya terdiam.
“Aku pinjem pensilmu ini” kata Rian saat melihat pensil yang sengaja ku ukir dengan namaku. Tak lama dia kembali. Ukiran namaku hilang.
“lho namaku nama, ganti lho…?” protesku
“lho namaku nama, ganti lho…?” protesku
“ maaf.maaf. nanti pensilnya ku ganti” jawabnya merasa sedikit tak enak lalu pergi.
teet….teet…teet… bel istirahat berbunyi.
Aku dan Dita bermaksud jajan di kantin. Saat di tengah lapangan rian nyamperin, dia mengeluarkan sesuatu dan ternya itu pensil. “ini gantinya” katanya sembari berlalu.
Ternyata dia nganggep serius perkataanku tadi. Aku tak sadar dia melihatku jajan dikantin. Ada-ada saja, kenapa seperti itu…? Hingga bel pulang sekolah kita hanya diam….tak ada hal yang terjadi...
Malam hari,
Setelah menyelesaikan tugas sekolah. Ku tuliskan kisah hari ini di buku diary ku
Dear dairy,
Hari ini aku seneng banget. Kamu datang disaat yang ku butukan saat jenuh melanda. Tiba-tiba kau datang, ngobrol dan hal yang wah banget kamu anggep kata-kataku itu serius padahal itu cuma main-main. Kamu ngasi pensil itu di tengah lapangan… hey yang bener aja..kenapa gak dikelas aja ce? Ternyata kita masih bisa deket, ku piker kau akan cuek-cuek aja setelah kita pidah ke kelas awal kita.
Lalu saat dikantin… kenapa kamu? Seakan-akan mengawasiku. Melihatku dari musholah. I have a good feeling with you. Aku harap kita bisa selalu baik-baik saja walau hanya sekedar teman.
Ku tutup diaryku dan terlelap dalam tidurku…
3 hari kemudian….
Baru saja masuk kelas. Rian menghampiriku. Memberi tanda bahwa ada sesuatu disakunya yang akan diberikan padaku. Oh dua buah gelang, yang satu berwarna hijau dan satunya berwarna putih. “Kamu bisa milih, satunya buat Dita” katanya lalu berlalu. Ku pilih gelang berwarna hijau lalu yang putih ku berikan Dita. “Dari Rian” kataku ke Dita. “Buat apa?” tanyanya. “gak tau, mungkin buat tanda pertemanan” jawabku asal. Eh bu Saroh udah dateng. “Assalamu’alaikum” kata Bu saroh saat masuk kelas. “wa’alaikum salam” jawab kami serentak. Pelajaran dimulai hingga bel istirahat. Tenang…
“Rian makasih gelangnya” kata Dita saat ketemu Rian pas istirahat. Dia hanya tersenyum. “Ah tu orang kok mendadak cuek” batinku. Bingung dengan sikapkan yang tiba-tiba berubah.
Hingga bel pulang sekolah aku masih kepikiran kenapa dia seperti itu. Hari itu aku dan Dita sengaja gak langsung pulang. Gak tau dah apa yang dilakuin di sekolah. Kira-kira jam setengah satu kami pulang. Dan rau siapa yang ku lihat? Rian. Dia masih di sekolah.
“lo kok belum pulang An?” tanya Dita.
“masih kumpul OSIS” jawabnya singkat.
“pilang dulu ya An” kata Dita, aku punya nya tersenyum.
”iya…” katanya singkat dan mengangguk ke arahku.
”iya…” katanya singkat dan mengangguk ke arahku.
“Kamu itu ngirit banget ngomongnya” batinku sekaligus berlalu drai hadapannya….
You know…
Keesokan harinya sikan Rian kembali baik-baik saja. Kami bisa sharing tentang pelajaran, saling bantu kalo ada tugas yang belum kelar hingga pembicaraan yang sebenernya gak begitu penting. Hahaha aku senang semua kembali normal… kujalani hari ini dengan bahagia….
Saat pulang sekolah, tak kulewatkan kesempatan baik ini untuk mendapat nomer telponnya. “semoga dengan ini bisa lebih dekat” tak sadar batinku berkata begitu, kata yang mengandung harapan. Ku catet nomer hp ku, lalu ku berikan padanya.
Akannya dia merespon…..???
Nantikan cerita selanjutnya…. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar