Rabu, 07 Maret 2012

Awal dari sebuah kisah (Part 1)


Pagi itu…
”Sel kamu sekolah gak? Udah siang kok belum juga bangun” teriak ayah membangunkanku
”iya, ini juga udah bangun” kataku
Segera ku menuju kamar mandi. Setelah itu menyiapkan pelajaran yang kemarin malem belum sempat ku siapkan. Setelah sarapan aku segera berangkat sekolah.

Well, aku Sella kelas 7. Setelah beberapa bulan menjalani hari-hari sebagai anak baru di sebuah SMP di kota sekarang terasa biasa saja. Tak banyak teman yang akrab denganku. Yach memang beginilah aku tak begitu bisa membaur dengan teman. Namun ada Vonny teman yang ku kenal sejak MOS dan sekarang menjadi teman dekatku.

Hari itu kami pindah dari kelas depan ke kelas belakang yang notabene lebih menyenangkan. Suasananya yang adem dan terang (kalau lampu padam hehehe) dan juga lebih luas. Pokoknya banyak kelebihannya dech dari kelas yang kami tempati. Yach otomatis turutan tempat duduk pun berubah. Aku dan Dita duduk paling depan pojok kiri. Posisi dekat lorong sekolah hehehe dan belakang kami Rian dan Ikhsan. Dua makhluk itu entah kenapa mengambil tempat duduk di belakang kita.


Ternyata menyenangkan. Hari itu kami pun bisa akrab. Banyak hal yang kami bicarakan. Sampai-sampai tentang jodoh juga. What jodoh? Kita baru umur brapa udah ngomongin jodoh. Dan kata yang Rian ucapkan entah itu jujur atau hanya pujian semata “kamu cantik kalo pakek kerudung”. Oh God, what happen? Kenapa tiba-tiba dia bilang begitu. Tapi kayaknya yang mendengaritu hanya aku atau itu hanya khayalanku semata??? Tak terasa waktu pulang sekolah pun tiba. Dan kita harus mengakhiri cerita hari itu. Sehari yang menyenangkan buatku.

Sesampainya dirumah, entah kenapa aku jadi kepikiran apa yang terjadi di sekolah tadi. He can give me a good feeling. Aku tulis kisahku dalam buku dairy yang sengaja ku beli ini. “Ah kok mendadak aku merasa senang banget” batinku sambil ku tersenyum mangingat kejadian tadi pagi. “Lalu besok apa yang selamjutnya terjadi? Apa masih bisa seperti hari itu” tanpa sadar aku mengatakkan itu sembari menutup buku diaryku, menata buku sekolah lalu terlelap tidur.

Keesokan paginya…
“Lo Rian belum dateng” oups baru aja ku batin kayak gitu orang itu nongol. Masuk ke kelas tanpa bawa tas. Ow sebenarnya dia udah dateng dari tadi to. Huh kok dia cuek-cuek aja se, ya sudahlah. Ku buka buku mencoba mencari contekan tugas yang belum ku kerjakan.
”Eh Dit kamu udah nomer brapa aja” kataku sambil menghampiri Dita yang lagi asyik nyalin jawaban tugas PKN no 8.
“ Nomer 1,2, 4, 5, 7 sama 10” katanya sambil sibuk menulis
“ aku nyalin yang no 8 juga ya” kataku, segera ku ikut sibuk menulis. “ah banyak banget” keluhku.
”iya nich” sambung Dita
”oh ya kemarin ibunya bilang boleh kosong 2 no kan. Aku yang no 3 sana 9 aku kosongin aja ah” kataku dengan cepat.
”aku juga ah” kata Dita senyum.

teet…teet…teet… akhirnya bel masuk berbunyi….
”Assalamu’alaikum.” Kata Bu Mimah, guru PKN kita.
”Wa’alaikum salam” jawab kami serentak.
”kalian sudah mengerjakn tugas yang kemarin saya berikan kan? Ayo sekarang kumpulkan ke depan” kata ibu itu yang berdiri di depan kelas.
Satu persatu dari kami mengumpulkan tugas itu.
”lho ini kok masih kosong” Tanya bu Mimah.
”kemarin ibu bilang boleh kosong dua nomer” kataku salah satu temanku
”udah yang kosong satu boleh meneruskan pelajaran, yang kosong leih dari satu keluar” kata bu Mimah agak marah.

akhirnya 2/3 dari kelas terjemur di lapangan termasuk aku dan Dita
“ah kemarin ibunya kan bilang boleh kosong dua, eh sekarang apa? Cuma boleh 1 soal yang kosong” kataku sedikit emosi.
”udah sabar aja lah, besok-besok kalo dapet tugas lagi kita isi aja, yah walaupun sedikit ngasal” kata Dita menenangkan.
”hmmm…iya wah hebat setengah lebih ada dilapanagn, jd gk merasa terlalu memalukan” kataku kemudian.
”iya i… hehehe ..eh Sel itu Rian kan?” Tanya Dita yang membuatku sedikit terkejut.
”oh iya, ternyata dia kena juga ya, kayaknya tadi dya gak sibuk nyari contekan kayak kita” kataku

Teet…teet..
wah tak terasa udah satu jam. Kami pun kembali masuk. Dengan pelajran yang kami dapatkan karena kejadian ini. Bisa gak bisa soal itu harus terjawab. Dengan pertanyaan yang masih ada dalam otakku “apa benar dia kena hokum juga”. Dan jawaban yang ku dapatkan adalah “aku cuma kurang satu kok” katanya, “la trus kenapa tadi keluar?” tanyaku, dan dengan simplenya dia jawab “ ya gak papa” sembari dia tersenyum. Deg deg deg “kok tiba-tiba perasaanku aneh” batinku…

Mungkinkah……


Nantikan Kelanjutan Kisahnya Ya……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar